Dosen UNIPMA Kembangkan Desain Pembelajaran Terintegrasi Steam-C  

Abad 21 yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, harus diimbangi dengan berbagai macam keterampilan pendukung. Dalam framework 21st century education yang dikembangkan oleh World Economic Forum (WEF), menjelaskan tentang beberapa keterampilan penting yang harus dikuasai oleh siswa sekolah. Keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan kreativitas, atau yang lebih dikenal dengan istilah 4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity). Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat melatihkan keterampilan 4C siswa adalah STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics).

Tim dosen dari Program Studi Pendidikan Matematika di Universitas PGRI Madiun (UNIPMA) yang terdiri dari Ika Krisdiana, Edy Suprapto dan Davi Apriandi mendesain sebuah pendekatan pembelajaran STEAM yang dikolaborasikan dengan budaya (Culture). Untuk selanjutnya pendekatan tersebut diistilahkan dengan STEAM-C. Upaya tersebut mendapatkan apresiasi dari Lembaga Pengelola Dana Abadi Pendidikan (LPDP) melalui Hibah program Riset Keilmuan tahun 2021. Kolaborasi STEAM dan Culture (budaya) dimaksudkan selain untuk melatihkan keterampilan 4C, juga diharapkan mampu menanamkan dan menguatkan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa agar tidak terdegradasi oleh arus globalisasi.

Dalam mengimplementasikan desain pembelajaran STEAM-C, tim peneliti yang diketuai oleh Ika Krisdiana juga melibatkan peran mahasiswa. Hal ini sebagai wujud penelitian payung bagi dosen oleh mahasiswa yang menempuh tugas akhir.

Dijelaskan oleh Ika, STEAM-C merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menuntun pola pikir siswa sebagaimana layaknya seorang ilmuwan dalam menganalisa dan menyelesaikan sebuah permasalahan yang terkait dengan budaya. Implementasi pendekatan STEAM-C dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning = PjBL). Aktivitas pembelajaran dibangun atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan penyelesaian oleh siswa yang terkait dengan kehidupan sehari-hari (khususnya dikaitkan dengan budaya) untuk dipecahkan secara berkelompok. Dalam praktiknya, siswa dilatih untuk mampu memecahkan masalah secara kolaboratif, kreatif, kritis dan mampu mengomunikasikannya dengan baik, serta diakhiri dengan dihasilkannya suatu produk budaya yang bernilai seni.

Salah satu contoh penelitian payung oleh mahasiswa yaitu “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terintegrasi STEAM dan Budaya Menggunakan PjBL Untuk Meningkatkan Kemampuan 4C Siswa Pada Materi Bangun Ruang Balok”. Perangkat yang dikembangkan diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik, dan Instrumen Penilaian. Dalam implementasinya, pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis pada proyek. Siswa diberikan permasalahan untuk diselesaikan melalui kegiatan proyek yang dilaksanakan secara kolaborasi dengan kelompoknya. Mereka dituntut untuk mampu berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan permasalahan yang diberikan, serta dapat mengomunikasikan hasilnya melalui kegiatan presentasi di depan kelas. Sebagai akhir kegiatan, kelompok siswa juga dituntut untuk mengasilkan produk seni, seperti mendesain prototype bangunan benteng yang memiliki bentuk dasar bangun ruang balok dengan ukuran-ukuran tertentu.

Melalui kegiatan penelitian ini, Ika dan timnya meyakini bahwa pendekatan pembelajaran STEAM-C yang dikembangkan akan dapat membantu meningkatkan kemampuan 4C siswa sebagai keterampilan yang dibutuhkan di abad 21. Selain itu, implementasi STEAM-C  juga sangat sejalan dengan tujuan dari kurikulum merdeka belajar yang saat ini dijalankan di Indonesia. “Kami berharap bentuk pendekatan STEAM-C  dapat dijadikan rujukan bagi para guru dalam merancang kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga diharapkan mata pelajaran matematika yang selama ini ditakutkan oleh siswa, menjadi pelajaran yang menyenangkan dan bisa memberikan gambaran secara langsung mengenai penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari”, harapnya.